Tuesday, May 5, 2009

potret anak anak di jepang : anak baik dan anak buruk

siapa sih yang tidak tahu mekanisme pendidikan di jepang yang serba disiplin. anak anak sudah dilatih untuk tepat waktu dan berbagai macam kegiatan yang berbau disiplin lainnya sejak dini. datang tepat waktu dan semua kegiatan sekolah diatur demikian ketatnya. masuk jam delapan pulang jam 18.00 (terutama untuk SMA).

kegiatan berbobot seperti ini, kelihatannya bagus, tapi meninggalkan dampak jelek bagi anak, terutama bagi anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. mereka stress dan ingin keluar dari sekolah.

anak anak yang keluar dari sekolah, sebenarnya sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan mendirikan berbagai macam yayasan free school, dimana mereka dapat bermain dan sedikit belajar dengan sesuka hati. bagi yang mau belajar, boleh, bagi yang mau bermain sepuasnya, ada komputer, game watch dan juga komik.

kondisi seperti ini sebenarnya siapa yang salah, apakah pihak sekolah yang salah karena menuntut siswanya terlalu tinggi, atau sisi diri anak yang kurang punya motivasi dan mudah menyerah.

kalau menurut saya, sepertinya berawal dari sang anak itu sendiri. pada diri anak, tidak ada motivasi belajar dan cuek pada kondisi dirinya, mau jadi apa nantinya, cuek aja. hal ini muncul kemungkinan besar dari pendidikan di keluarga yang tidak tepat. ortu tidak terlalu memperhatikan anak dan tidak terlalu paham bagaimana memberi pengajaran kepada anak, atau bisa jadi, orang tua begitu memperhatikan pendidikan sang anak dengan memaksakan kehendaknya yang akhirnya sang anak menyerah.

ini adalah bagian dari image dunia pendidikan, disamping image positif juga ada. di suatu kota di hokaido, ada anak yang dengan senang hati membantu ortunya yang punya pekerjaan sebagai peternak sapi perah. jam tiga pagi bangun hanya dengan sakali sentuhan dan sang anak, bangun dengan semangatnya. mulai dari memberi pakan, milking, hingga memandikan sapi. ketika ditanya, apakah capek? dengan spontan menjawab : "tidak, justru saya senang". jam 07.30 dia bersiap dan terlihat semangat di pagi hari.

dua potret yang saya tampilkan mungkin jadi potret anak anak kita. masa depan mereka ada pada bagaimana kita mendidiknya dengan kehangatan dalam keluarga.