Sunday, February 8, 2009

tidak ada ujian tersistem di jepang

tidak seperti di tempat kita, begitu memasuki musim ujian, didahului dengan minggu tenang dan akhir dari minggu tenang itu, ujian dimulai.

di jepang, ujian dilakukan secara mandiri oleh dosen yang bersangkutan dan dilaksanakan pada tatap muka terakhir mata kuliah itu. ujiannya bisa jadi seminggu penuh dan setiap hari dua mata kuliah. tapi pada umumnya, tiap hari hanya ada satu ujian saja.

tidak ada pengawas, tidak ada lembar jawab dan tidak ada panitia ujian. semua dilakukan full oleh dosen yang bersangkutan. akhirnya, tidak ada pengeluaran snack, tidak ada honor pengawas dan panitia ujian. betul betul praktis.

satu matakulia, diampu oleh satu dosen saja. mulai dari awal tatap muka hingga akhir tatap muka. umumnya, satu dosen, satu matakuliah. mahasiswa yang mengambil matakuliah itupun, juga jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit. paling tidak ada 50 orang per kelas.

praktikum langsung diampu oleh dosen yang bersangkutan dengan dibantu oleh 10 orang asisten laboratorium. asisten ini, adalah mahasiswa tahun terakhir yang sedang melaksanakan penelitian di labnya sang dosen itu. betul betul praktis.

lihatlah kita, satu matakuliah, ada berapa dosen? efektifkah? indonesia memang kebanyakan dosen. usula pada pemerintah, agar tidak terus menambah jumlah dosen. makin banyak dosen, bukan jaminan untuk pendidikan jadi lebih baik. dengan kerja efektif sang dosen, maka mahasiswa juga akan lebih pintar dan sang dosenpun juga makin mapan.