Wednesday, July 30, 2008

listrik jepang dan indonesia

Sudah menjadi lazimnya, tingkat kemoderenan suatu negara, ada pada alat dan teknologinya termasuk juga Jepang. Disini, semua serba listrik, mulai dari washlet di kamar mandi yang tanpa harus puter kran untuk mengeluarkan air, toilet yang serba otomatis, pintu masuk yang terhubung dengan kamera dan sensor otomat, hingga pada mesin mesin jualan minuman dan tiket yang otomatis. Bayangkan coba kalau tiba tiba listrik di sini padam. Sudah bisa ditebak, pasti akan kalang kabut. Semua tidak dapat kerja dan bakal mati kutu.

Listrik disini 110 volt, setengah kalinya voltase listrik di tempat kita. Hebatnya, yang namanya listrik disini, bisa dikatakan 99,99% hidup. Padam sekitar sejam selama setahun. Yang jelas, perusahaan listrik disini bonafid sekali, kalau mau padam, pasti koar koar dulu.

Sekarang bandingkan dengan tempat kita. Bayangkan kita punya perusahaan. Makin banyak pelanggan, bisa dipastikan makin untung kan. Tapi lain dengan yang namanya PLN. Entah apa yang jadi pikiran didalamnya, makin banyak pelanggan, makin jadi beban pikiran dan makin kacau. Ada apa gerangan? Dimana letak kerusakan manajemen ? Dimana letak pemborosan? Apa betul pencurian daya itu adalah penyebab utamanya? Bener bener kacau yang dibikin sendiri.

Bicara tentang perusahaan milik pemerintah, jadi terpikir masalah efisiensi kerja. Coba sebutkan perusahaan milik pemerintah yang jempol menurut anda? Sekarang bandingkan, coba sebutkan perusahaan pemerintah yang kacau menurut anda. Jawabannya lebih banyak mana? Tanyakan pada diri kita masing masing.

Berimbas pada efisiensi kerja, sekarang cobalah tengok para PNS. Kenapa sih semua orang Indonesia punya mimpi yang sama : ingin jadi PNS? Jawabannya satu : pingin kerja santai tapi dapat duit. Atau jawabannya : ingin dapat dana pensiun. Benar benar mental yang sudah terlanjur kacau.

Entah kenapa kalau mikir Indonesia, jadi marah begini. Maaf ya.