Sunday, July 13, 2008

iPhone, tidak lebih dari sekedar barang mainan

terpana liat iPhone?
coba saja lima tahun kemudian
pasti akan lain impressi anda.
iPhone jadi kuno banget dan anda akan tertawa sendiri sambil bertanya dalam hati
kok mau ya saya beli barang semahal itu.

coba saja, internetnya, tidak secepat dan seresponsif yang kuduga.
didalamnya, applikasinya juga banyak yang terkesan cuma mainan saja.
kayak game minum, mainan air, bola salju
semua terkesan cuma applikasi mainan.

bukan cuma itu, touch nya pun sering terjadi "kecelakaan" dan kurang human adaptive.
mau sms? ukuran huruf dibanding ukuran jari tangan, gak sebanding banget deh.
nggak nyaman.

walau bejibun aplikasi mainannya, tapi app fungsionalnya juga banyak tersedia,
GPS, weather, iCal, stock exchange, dan masih banyak lagi app fungsional,
tapi yakinlah, hanya segelintir orang yang memakainya.

untuk kita, program yang paling populer, hanya iTunes dan safari
yang bisa bermusik dan surfing dimana saja kapan saja dan paling paling cari wifi gratisan.
jarang banget yang mau mengeluarkan ekstra uang aja untuk bayar biaya 3G
yang mahalnya minta ampun di Indonesia.
selama koneksi internet mahal, nggak bakal laku produk 3G.

aku aja disini pake HP yang ber 3G, yang hanya buka email dan surf news lewat HP,
kagetnya minta ampun setelah dapat tagihan segitu besarnya.
pake GPS memang asyik. bisa lihat peta, tapi tunggu dulu, itu pulsa, masuk itungan tagihan.

untuk pemakaiannya, gak bisa disembarang tempat kan?
nah lo, coba kalau pas dipasar atau di terminal, dapat call, berani angkat?
ada perasaan takut nggak pake iPhone di tempat seperti itu?
ini indonesia bung.
disaat orang lain susah makan,
ada orang yang asyik pake barang super mahal itu,
gimana coba!

Dalam hal browse internet, paling paling orang kita hanya browse youtube dan friendster saja,
atau chatting dan email yang merupakan kegiatan yang "nggak perlu".

lagi lagi, kehidupan konsumtif terus berlanjut.

coba aja, apa ada orang pebisnis tingkat atas yang pake iPhone untuk komunikasinya?
orang bisnis, paling banter juga pake HP biasa untuk telpon dan sms,
mereka borosnya di pulsa, bukan di volume byte.
koneksi internet sudah selesai dengan adanya laptop.
mereka pikir, mending dana beli iPhone diinvetasikan ke hal lain
daripada sekedar beli "barang mainan".

sedangkan kebanyakan dari kita,
sukanya beli handphone mahal sedangkan jatah pulsa sebulan cuma 10 - 20 ribu.
bukannya telpon untuk dipake untuk menelpon hal yang penting, tapi untuk ngobrol
dan untuk hal hal yang gak bermutu seperti download picture, wallpaper, screensaver, nada kring, nada menunggu,
rela keluar duit hanya untuk bergaya.

untuk nada menunggu telp diangkat,
apa anda mendapatkan manfaat dari layanan itu?
yang menikmati bukan anda, melainkan orang lain yang menelpon
lagi pula lagunya hanya di bagian ref nya aja dan hanya 10 detik, dan sangat tidak jelas dan tidak bersih suaranya.
anda punya nada tunggu paling paling hanya untuk mendapat kesan dari si penelpon
"wah.. nada tunggunya asyik" itu aja kan?
ditambah lagi, dengan adanya nada tunggu, kita gak bisa menghitung berapa kali dering,
tahu tahu "anda terhubung dengan layanan mail voice...." kena deh pulsa kita.

pinter! sungguh pinter memang perusahaan dalam memanfaatkan kesukaan orang indonesia.
dan payahnya, orang kita gak sadar kalau diperdaya seperti itu.
(tapi bisnis gak akan jalan kalau gak ada yang begini ini)
dan wajar kalau perusahaan asing, melirik Indonesia sebagai lahan basah pasar mereka.
ya karena kehidupan yang konsumtif itu
(tapi iPhone kok nggak langsung melirik ke Indonesia ya?)

hmm lagi lagi marah. maaf ya..