Tuesday, June 24, 2008

populasi jepang turun, anak muda nggak mau punya anak

cerita tentang kenapa orang jepang nggak berpikir panjang untuk punya anak,
dg kata lain, anak bagi orang jepang = merepotkan


jaman keemasannya era edo dulu
banyak keluarga yang mempunyai anak sampai sepuluh.
anak bagi mereka adalah suatu kekayaan dan prestise.
disamping itu, barangkali, hiburannya adalah bikin anak kali ya.. ha ha ha..
bayangin aja, tv belum ada, apalagi WII yang sekarang sedang digemari disini.
WII adalah semacam playstation yang terhubung dg internet (bisa jadi offline)
dan merupakan game interaktif dg alat bantu macam macam.
contohnya.. kalau mau play game balap, kita bisa beli setir khusus untuk itu..
yaa semacam videogame wireless kali yaa..

kembali ke anak
sekarang, jaman lagi susah, gitu kata orang jepang
lagi sulit cari uang dan seret kerjaan
apa apa mahal.
berdasarkan hal inilah, maka generasi sekarang pada nggak mau punya anak, atau menunda punya anak sampai mapan

alasan inilah, yang menjawab kenapa populasi anak muda cenderung menurun
dan diperkirakan 50 tahun yang akan datang, jepang akan sibuk mikir bayar dana pensiun
yang kebanyakan pada saat itu, 70 persen adalah orang tua...
bayangin tuh.. sulit cari anak muda pada saat itu..

kita liat aja sekarang, begitu banyak orang tua jalan jalan pake krek dan kursi dorong
seolah olah dorong bayi, padahal yang didorong adalah barang belanjaan
atau banyak diantara mereka yang angon anjing
suatu kesibukan yang beda banget yaa dengan semarang

kembali ke anak.
disatu sisi, barang barang katanya mahal, tapi disisi lain, mereka juga nggak mau ngirit.
contoh: mereka hidup harus punya mobil dan rumah.
oke deh. kalau rumah, boleh lah, tapi kalau mobil, mungkin nanti laah..
juga dengan kehidupan yang serba konsumtif.
contoh, mau apa aja mesti beli.
saat haus, pasti mereka ke jidohambaiki, mesih jual minum otomat.
lalu kalau shopping, yang dibeli barang barang instant yang relatif mahal, padahal mereka bisa masak.
intinya, apa apa diputuskan dengan beli.
apalagi sekarang, jamannya harus irit energi,
tetangga saya, perasaan saat ini belum panas,
tapi ac full nyala.. nah manja kan?

ternyata yang jadi kesimpulan saya adalah cara pandang terhadap keberadaan anak
sebenarnya mereka bisa asal mau
dan biaya hidup yang tinggi dan pendidikan yang mahal, itu hanya alasan aja untuk nggak mau repot.

sekarang repot, oke deh.
tapi nanti kalau udah tua, apa bukannya makin repot kalau nggak punya anak?
atau nggak mau merepotkan anak jika udah tua nanti?

kembali pada cara berpikir.
memang beda ya?